Wednesday, January 2, 2013
Penggunaan Media Gambar Bahasa Indonesia di SD
PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR
DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI
SEKOLAH DASAR
Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Untuk menyampaikan
pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu
mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap
atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual. Penggunaan media yang paling
sederhana dan sering digunakan di sekolah dasar adalah penggunaan media gambar
sebagai ilustrasi materi pelajaran yang ingin dibahas dalam proses
pembelajaran, terutama dalam proses belajar menyimak cerita pada bidang studi
Bahasa Indonesia. Berikut adalah contoh skenario penggunaan media gambar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD pada topic mendengarkan cerita
rakyat..
Seperti pada semua bidang studi, saat
guru telah memasuki kelas, kegiatan pendahuluan yang dilakukan adalah
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran, seperti menanyakan keadaan peserta didik, menanyakan kelas, dan
memperhatikan kelengkapan fasilitas kelas untuk menunjang proses pembelajaran
sehingga tidak mengganggu dalam proses pembelajaran. Masih dalam kegiatan
pendahuluan tak lupa juga guru melakukan apersepsi, pada topik menyimak cerita,
apersepsi yang dilakuakn adalah dengan menanyakan pada peserta didik siapa yang
pernah mendengar atau membaca dongeng. Setelah siswa menjawab, kemudian guru
menjelasakan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kemudian masuk ke kegiatan inti yaitu proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru yang pada
kegiatan awal bertanya pada siswa tentang dongeng, menjelaskan pengertian
dongeng, legenda, fabel, mite. Setelah itu, meminta peserta didik untuk membaca
buku pelajaran mengenai topik tersebut sehingga dapat menemukan hal baru,
seperti contoh dan perbedaan. Pada kegiatan ini, guru juga dapat menggunakan
media gambar yang telah dibawanya. Media gambar yang dimaksud adalag gambar
atau foto mengenai setiap kejadian dari legenda yang diceritakan guru pada
peserta didik. Pada hal ini adalah legenda Jayapra dan Layonsari yang berasal
dari daerah Bali. Guru di depan kelas bercerita dengan menggunakan gambar yang
dibawa sehingga siswa dapat dengan mudah memahami cerita Jayaprana dan
Layonsari. Tentu saja, guru saat bercerita harus dengan ekspresi dan intonasi
yang tepat sehingga dapat menarik minat siswa dan dapat dijadikan teladan bagi
siswa. Setelah selesai bercerita, masuklah dalam kegiatan elaborasi yaitu
meminta siswa untuk menulis cerita yang pernah didengar atau dibaca. Pada saat
siswa menulis, guru memperhatikan siswa, jika ada yang mengalami kesulitan,
guru segera dapat membantu. Setelah selesai menulis, siswa kemudian menceritakan
kembali di depan kelas. dengan begitu tidak menuntut kemungkinan bahwa siswa mencontoh
prilaku guru saat menceritakan cerita tersebut. Sehingga tujuan yang dicapai
diharapkan berhasil. Masuk pada kegiatan
inti yang terakhir yaitu konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru
memberikan umpan balik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik. Misalnya jika cerita yang ditulis dan yang
diceritakan oleh siswa sudah bagus, guru dapat memberikan nilai yang sesuai
atau dengan memuji siswa sehingga dapat menambah motovasi siwa dalam belajar.
Namun jika ada yang kurang dalam penyampaiannya, guru mencoba memperbaiki
dengan kata-kata yang lembu dan tidak mengganggu mental siswa atau merefleksi
kembali pada siwa tersebut. Dengan begitu siswa dapat mengetahui kekurangannya
dalam pembelajaran ini.
Masuk dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama peserta didik mmebuat rangkuman
mengenai pembelajaran hari ini yaitu mengenai dongeng, legenda, fabel, mite.
Kemudian guru memberikan tugas pada siswa baik tugas individual ataupun tugas
kelompok. Saat mengakhiri pelajaran, guru mengucapkan terimakasih atas
pelaksanaan pembelajaran hari ini.
Demikian contoh penggunaan media
pembelajaran gambar pada pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.
Dongeng Ketimun Emas 3 Bahasa
Timun
Mas
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani,
istrinya bernama mbok sirni Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan.
Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun. Setiap
hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi
seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka.
Raksasa itu mendengar doa mbok sirni dan suaminya. Raksasa itu kemudian memberi
mereka biji mentimun.“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang
anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu.
“Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,”
sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa
berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun
itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik
mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah
mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak,
mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa
terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang
sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu
Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis
yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi
sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang
kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas. Mbok sirni itu
mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan
memanggilnya,” katanya. Mbok sirni itu segera menemui anaknya. “Anakkku,
ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan
menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka
Timun Mas pun segera melarikan diri. Suami istri itu sedih atas kepergian Timun
Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa
menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri
itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke
hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun
Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu
ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar.
Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah. Timun Mas berlari lagi. Tapi
kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda
ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke
arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap
Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan
diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap
Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan
biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas.
Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar
itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur. Timun Mas
kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya
habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa
lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan
senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban.
Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya.
Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke
dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke
rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas
selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan
anakku,” kata mereka gembira. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang
bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
GOLDEN CUCUMBER
Long time ago, lived an old women named Mbok Sirni. She lived by
herself because her husband had long passed away and she had no children. Every
day, she prayed so God would give her a child. One night, when she was praying,
a giant passed her house and heard her pray. “I can give you a child on one
condition,” the giant said to Mbok Sirni, “You must give the child back to me
when it is six years old.” Mbok Sirni was so happy; she did not think about the
risk of losing the child later and agreed to take the giant’s offer. The giant
then gave her a bunch of cucumber seeds. “Plant it around your house.” The
giant then left without saying anything else. In the morning, Mbok Sirni
planted the seeds. The seeds grew within mere days, and blossomed
plentifully.Not longer after that, a big golden cucumber grew from plants.
Carefully, Mbok Sirni plucked the golden cucumber and carried it home. With
caution and care, she sliced the cucumber. She was very surprised to see a
beautiful baby girl inside the cucumber. She then named the baby Timun Emas (it
means Golden Cucumber).
Years passed by and Timun Emas has grew to become a lovely and
beautiful little girl. She was also smart and kind. Mbok Sirni loved her very
much. But she kept thinking about the time the giant would take Timun Emas away
from her. One night, Mbok Sirni had a dream. In order to save Timun Emas from
the giant, she had to meet the holy man who lived in Mount Gundul. The next
morning, Mbok Sirni took leave of Timun Emas to go to Mount Gundul. The holy
man then gave her four little bags, each one containing cucumber seeds,
needles, salt, and shrimp paste. “Timun Emas can use these to protect herself,”
said the holy man to Mbok Sirni.
A few days later, the giant came to see Mbok Sirni about her
promise. “Mbok Sirni! Where is Timun Emas?” shouted the giant. “My daughter,
take these bag with you. It can save you from the giant. Now, run through the
back door,” said Mbok Sirni. But the giant saw Timun Emas running to the woods.
The giant was angry. Starved and enraged, he rushed toward Timun Emas. Mbok
Sirni tried to stop him, but the giant was unstoppable.
The giant was getting closer and closer, so Timun Emas opened the
first bag she got from Mbok Sirni. Inside the bag were cucumber seeds. She
threw the seeds, and instantly they grew into large cucumber field. But the
giant ate them all, giving him more strength. As the giant was getting close,
Timun Emas took the second bag with needles inside and spilled the content
behind her. The needles turned into bamboo trees, sharp and thorny. The giant’s
body was scratched and bled. “Aaargh, I’ll get you, Timun Emas!” shouted the
giant as he tried to get himself out from the bamboo field. He made it and
still chasing Timun Emas.
Timun Emas then
reached the third bag and spilled the salt inside. The ground which the salt
touched turned into a deep sea. The giant almost drown and had to swim to cross
the sea. After some time, he managed to get out from the water. Timun Emas saw
the giant coming, so she reached for the last bag. She took the shrimp paste
and threw it. The shrimp paste became a big swamp of boiling mud. The giant was
trapped in the middle of the swamp. The mud slowly but surely drowned him.
Helpless, he roared out, “Help! Heeeeelp…!” Then the giant drown and died.
Timun Mas then immediately went home. Since then, Timun Emas and Mbok Sirni
live happily ever after.
NI
KETIMUN EMAS
Ade tuturan satua I Ketimun Emas. Di desa anu di
sisin alase,ade kuluarge petani sane idup bagia,idup sareng kalih sane istri
madan men sirni nanging sane muani ten kauningin adan nyane. Sakewala kantos
mangkin durung ngelah pianak. Sebilang wai sareng kalih mapinunas majeng Ida
Sang Hyang Widhi Wasa,mangde kuluarge sareng kalih puniki kapicain pianak.Sedak
dina anu,ada raksasa ngeliwat diarep umah kuluarge men sirni. I Raksasa
mirengan pinunas kuluarga men sirni.Lantes I Raksase ngicenin kuluarge mek
sirni batun ketimun.”Tanem batun ketimun puniki,mani kai kal maan pianak luh.
Punike raosne I Raksasa.”Suksme raksasa”. pesaut kuluarge petani.”Sakewala ada
syratne,yen suba pianak puniki ma umur 17 tiban, pianak punika patut waliang
sareng kako”. Saut i raksasa. Krana kuluarga sareng kalih ngarepan pianak. tusing
dawanan kayun, kuluarge punike cumpu tekening syarat nyane I raksase.
Kuluarga petani punika lantes nanem batun ketimun
punika. Sabilang wai men sirni sareng kurnane miara punyan ketimun sane mare mentik. Rikala sampun
nemonin rahina punyan ketimun punike gelis gede tur baat tur mewarna keemasan. Risedek
buah ketimun punike nasak, men sirni sareng kurnane, lantes ngalap saha
adeng-adeng gati kurnane I sirni ngenteb punyan ketimun punike.Mek sirni sareng
kurnane tengkejut dapetang buah ketimun punika misi rare luh sane jegeg. Men
sirni lan kurnane laut seneng pisan.lantes bayi luh punike kadanin Ni Ketimun
Emas.
Ngatiban-tiban kaliwatin,I ketimun emas dadi anak
cerik sane meparas jegeg.Kuluarge petani punike sayang gati sareng Ni Ketimun
Emas.Riantukan punika men sirni sareng kurnane takut pesan ritatkala I Raksase
nagih nyemak Ni Ketimun Emas. yening Ni
Ketimun Emas sampun mayusa 17 tiban. Men sirni punika meusaha mesikap tenang. Ngelantes
men sirni ngaukin ni ketimun emas.”Ni Ketimun Emas mai malu,ne meme
mekelin kantong kain anggen bekel rikale
cening alihe sareng raksasa, kantung puniki anggen ngelindungin ,rikale ade
baye…di kantongan punike jemak alat-alat anggon nylamatin dewek.Bape sareng mek
sirni mabesen mangde ni ketimun emas enggal-enggal melaib ke alase joh apange
sing bakatanga sareng I raksasa. Ni ketimun emas encolan megedi tur melaib,men
sirni sareng kurnan nyane sanget pesan sebetne mek ningalin ni ketimun emas megedi.sagen
sing mekelo teka I raksase nakonang ni ketimuun emas sareng men sirni lan
kurnane…orahange ni ketimun emas di tengah,meklo pesan I raksase ngantosan,
lantas I raksasa merasa ke bobogin, lantas I raksasa ngamuk tur menyahan umahne
kuluarga petani punika. Lantas I raksase ngalihin ni ketimun emas dialase, saget
tepukine ni ketimun emas sedek melaib….ni ketimun emas meras takut lantes nyemak uyah uli di kantongan sane
baange sareng memene, lantes uyah punike sambehin ke I raksase…lantes uyah
punika mubah dadi pasih sane linggah,lantes I raksase tusing nyidang ngeliwat…I
raksase ngelangi,tur ni ketimun emas nyidang melaib encolan. Saget nyidang I
raksase ngliwatin pasih punike, ni ketimun emas bakatanga nguberin. lantes ni
ketimun emas malih mesuang akepel tabia uli kantongne punika,sambehan di muane
I raksase,dapetange mentik punyan tabia liu tur duinne tajem. ngenanin awakne I
raksase lantes kesakitan. ni ketimun emas nyidang melaib,sakewanten I raksase
nu nyidang nyragin. Malih ni ketimun emas nyemak batun ketimun uli kantong
nyane punika sambehin di muane raksase, saget mentik punyan ketimun sane
linggah tur mebuah liu. ditu I raksase kenyel tur kesedukan ngelantes ngajeng
buah ketimun kanti wareg ngelantes raksase kiap tur pules…ni ketimun emas nyidang
selamat,sing mekelo,raksasa punika bangun ngelantes nyaragin ni ketimun emas.Ni
ketimun emas nyangetan takut lantes ia ningalin di kantongne punike karimalih
siki bekel nyane ,wenten sero gen.lantes sero punike jemakne lantes sambehan di
muane I raksase,ngelantes
Makalah Ekologi
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk
sosial tidak bisa hidup sendiri. Di sekitar kita juga terdapat makhluk hidup.
Kita hidup dalam suatu kelompok manusia, dimana masing-masing individu
melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Makhluk hidup yang lain
juga melakukan aktivitas makan, bergerak, dan berkembang biak untuk
kelangsungan hidupnya. Tumbuhan juga melakukan fotosintesis dan bernafas untuk
mempertahankan hidupnya. Semua makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Seperti manusia yang memelihara ternak
untuk dimanfaatkan daging atau telurnya, hewan ternak pun bergantung pada
manusia dalam hal penyediaan makanannya. Sehingga manusia dan hewan ternak
saling menguntungkan. Selain makhluk hidup manusia juga memerlukan cahaya, air dan
udara. Semua itu merupakan benda tak hidup, tetapi sangat mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat. Air dan udara merupakan
kebutuhan utama semua makhluk hidup. Berbagai makhluk hidup dan benda tak hidup
yang ada di sekitar kita saling mempengaruhi sehingga terbentuklah suatu
hubungan timbal balik.
Berdasarkan penjelasan di
atas, adapun ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya itu disebut ekologi. Dengan ekologi diharapkan interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya dapat lebih dipahami. Jika dikaitkan
dengan manusia, pemahaman yang lebih baik diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia tanpa merusak lingkungan. Oleh sebab itu
penulis mengangkat tema ini agar kita sebagai manusia dapat menempatkan diri
sebagai makhluk yang dapat menjaga keseimbangan terhadap keberadaan makhluk
hidup lain dan benda tak hidup di sekitar kita.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang ada di
dalamnya?
1.2.2 Bagaimanakah pola interaksi di dalam ekosistem tersebut?
1.2.3 Bagaimanakah pemanfaatan sumber daya alam hayati dan non hayati?
1.2.4 Apakah hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan
pemeliharaan lingkungan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui
komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang ada di dalamnya.
1.3.2 Untuk mengetahui pola
interaksi di dalam ekosistem.
1.3.3 Untuk mengetahui
pemanfaatan sumber daya alam hayati dan non hayati.
1.3.4 Untuk mengetahui
hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Bagi penulis manfaat yang
diperoleh adalah penulis dapat memperdalam pengetahuannya mengenai ilmu
ekologi. Sehingga penulis dapat mengaplikasikan ilmu ekologi secara positif dan
lebih menghargai keseimbangan lingkungan.
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Selain bagi penulis
penyusunan makalah ini juga bermanfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat
mengetahui pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen Ekosistem dan Interaksi di Dalamnya
Ilmu yang mempelajari
hubungan antara mahluk hidup dengan mahluk hidup lain serta dengan benda mati
di dalam lingkungannya disebut ekologi. Ekologi berasal dari 2 kata yunani,
oikos artinya rumah atau tempat tinggal dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi
pertama dikemukakan oleh Emest Haeckel (1834-1914). Hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Komponen-komponen
yang menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu komponen
abiotik (benda tak hidup) dan komponen biotik (mahluk hidup).
2.1.1 Komponen
Abiotik
Beberapa komponen abiotik diuraikan
sebagai berikut:
1.
Udara
Udara di atmosfer tersusun
atas Nitrogen (N2, 78%), Oksigen (O2, 21%),
Karbondioksida (CO2, 0,03%) dan gas lainya. Unsur nitrogen merupakan
gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk membentuk protein dan persenyawaan
lainya. Oksigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan
(respirasi) yang terjadi di dalam sel dalam menghasilkan energi. Karbondioksida
sangat diperlukan untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis adalah gula dan
oksigen.
2.
Air
Sekitar 80-90% tubuh mahluk
hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai pelarut dalam sitoplasma,
untuk menjaga tekanan osmosis sel, mencegah sel dari kekeringan, sebagai bahan
dalam proses fotosintesis, dan sebagai media hidup dari berbagai mahluk hidup.
3.
Mineral
Mineral yang diperlukan
tumbuhan diperoleh dalam bentuk ion-ion yang larut dalam air tanah. Mineral
tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk menyusun
tubuh. Selain itu, mineral-mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan
asam basa tubuh dan mengatur fungsi faal tubuh.
4.
Cahaya
Cahaya matahari digunakan
tumbuhan untuk berfotosintesis. Tanpa cahaya matahari tumbuhan tidak dapat
hidup dan selanjutnya mahluk hidup yang lain tidak dapat hidup, karena karena
mendapat makanan.
5.
Suhu
Mahluk hidup rata-rata dapat
hidup dalam kisaran suhu 00C-400C. Hanya mahluk hidup
tertentu dapat hidup dibawah suhu 00C atau diatas 400C.
Suhu rendah tidak mematikan sebagian mahluk hidup, namun menyebabkan mahluk
hidup itu seolah-olah terhenti hidupnya atau disebut mengalami hibernasi.
2.1.2
Komponen Biotik
1.
Produser
Semua organisme berhijau
daun (berklorofil) tergolong produser. Karena memiliki klorofil organisme
produser dapat mengubah zat anorganik menjadi organik melalui proses
fotosintesis. Organisme yang mampu menyusun zat organik untuk makanannya
sendiri disebut organisme autotrof. Reaksi sederhana proses fotosintesis adalah
sebagai berikut.
Cahaya
|
Klorofil
|
(gula)
|
6H2O + 6 CO2 C6H12O6
+ 6 O2 + 6 H2O
2.
Konsumer
Makhluk hidup yang tidak
memiliki klorofil tidak mampu membuat makanannya sendiri. Mahluk hidup ini disebut
sebagai heterotrof atau konsumer. Hewan-hewan yang secara langsung memakan
tumbuhan disebut herbivor. Hewan pemakan herbivor disebut karnivor. Hewan yang
menangkap dan memangsa hewan lain disebut predator. Diantara konsumer terdapat
beberapa tingkatan, yaitu herbivor atau konsumen I sebagai pemakan tumbuhan, konsumen
II sebagai pemakan konsumen I, konsumen III sebagai konsumen II dan seterusnya.
3.
Pengurai
Pengurai atau dekomposer
adalah mikroorganisme yang berperan untuk menguraikan tubuh mahluk hidup lain
yang telah mati atau sampah. Mahluk hidup yang tergolong pengurai adalah jamur
dan bakteri. Pengurai dapat mengubah zat organik menjadi zat anorganik yang
pada nantinya dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan.
4.
Detritivor
Sisa-sisa tumbuhan dan hewan
dapat berupa serpihan-serpihan kecil yang disebut detritus. Hewan-hewan pemakan
detritus disebut detritivor. Contohnya cacing tanah, rayap, kutu kayu, dan
kluwing. Di dalam ekosistem terdapat juga hewan kelompok lain, yaitu scavenger,
merupakan hewan pemakan bangkai.
2.1.3 Interaksi Antar Komponen dalam Ekosistem
Suatu makhluk tunggal dalam ekosistem disebut individu.
Interaksi antar individu yang satu dengan yang lain dalam spesies yang sama
dalam suatu ekosistem membentuk populasi. Interaksi antar populasi dalam suatu
ekosistem membentuk komunitas. Interaksi antar populasi dapat berupa Simbiosis
Mutualisme (hubungan saling menguntungkan), misalnya bunga dengan kupu-kupu.
Simbiosis Parasitisme (hubungan populasi yang satu untung dan yang lain
dirugikan) misalanya kutu dan anjing, Simbiosis Komensalisme (yang satu
diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan), Amensalisme (yang satu dirugikan
yang lain tidak diuntungkan atau tidak dirugikan), Predatorisme (yang satu
memakan yang lain), Netralisme (tidak diuntungkan dan tidak dirugikan), dan Kompetisi
(berebut untuk mendapatkan sumber daya).
Lingkungan tempat hidup
organisme tersebut disebut habitat. Sementara peranan suatu organisme dalam
lingkungannya disebut nisia (niche). Perbedaan antara habitat dengan nisia,
dapat dikatakan bahwa habitat adalah alamat suatu organisme, sedangkan nisia
adalah pekerjaan suatu organisme dalam lingkungannya. Interaksi antara komponen
abiotik membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem. Contohnya ekosistem
pantai, sungai, sawah, hutan, dan lain-lain. Interaksi antara ekosistem di
permukaan bumi ini membentuk biosfer atau ekosfer.
2.2 Peranan Komponen Ekosistem
Pola-pola interaksi
melibatkan melibatkan faktor-faktor biotik dan abiotik, rantai makanan dan
jaring-jaring makanan, aliran energi, piramida ekologi, dan daur biogeokimia
yang berlangsung pada tingkat individu, populasi dan komunitas. Interaksi
komponen biotik dalam suatu lingkungan akan membentuk rantai makanan dan
berkembang menjadi jaring-jaring makanan. Keduanya akan menentukan terjadinya
aliran energi dan daur materi yang berupa daur biogeokimia.
2.2.1
Rantai Makanan
Jalur makan dan dimakan dari
organisme pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya membentuk
urutan dan arah tertentu disebut rantai
makanan. Semua mahluk hidup yang hidup secara heterotof memakan tumbuhan
atau hewan lain. Sebagai produser, tumbuhan menyediakan makanan bagi mahluk
hidup lainnya. Rantai makanan dapat dimulai bukan dari produsen, tetapi dapat
dimulai dari detritus. Sisa organisme seperti kotoran hewan, dedaunan, dan ranting
yang gugur diuraikan oleh organisme pengurai (dekomposer).
2.2.2 Aliran Energi
Produser mendapatkan energi
dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik. Energi ini digunakan untuk
menyusun gula. Jadi energi diubah dari energi cahaya menjadi energi kimia. Jadi
energi mengalir dari matahari ke produser, ke konsumer I, ke konsumer II, ke
konsumer III, dan seterusnya. Aliran energi berakhir pada pengurai. Di dalam
proses penguraian, energi dilepaskan dalam bentuk panas yang tersebar ke
lingkungan, dan tidak dapat dimanfaatkan. Energi yang masuk ke dalam tubuh
hewan dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk glikogen dan persenyawaan
lainnya untuk bergerak, metabolisme tubuh, menanggapi rangsang, berkembang
biak, berubah dalam bentuk panas dilepaskan ke lingkungan, dan disimpan dalam
bentuk jaringan tubuh.
Pada setiap tingkat trofik,
energi yang dilepas ke lingkungan dalam bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi
hanya 10% energi yang dimanfaatkan untuk kegiatan hidup organisme. Semakin jauh
energi itu dari sumbernya makin kecil jumlah dan alirannya.
Gambar 01. Aliran Energi
2.2.3
Jaring-jaring Makanan
Proses makan dan dimakan
yang terjadi di alam sangat kompleks. Karena itu, selain digambarkan dalam
bentuk rantai makanan, juga digambarkan dalam bentuk jaring-jaring makanan.
Satu jenis konsumer II mungkin memiliki mangsa lebih dari satu jenis hewan.
Jaring-jaring makanan
memperlihatkan hubungan populasi satu dengan populasi lainnya. Jaring-jaring
yang menggambarkan hubungan makan dan dimakan tersebut agar kelangsungan hidup
setiap populasi terjamin. Semakin kompleks jaring-jaring makanan menunjukkan
semakin kompleks aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang menyebabkan
kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem.
Gambar 02.
Rantai Makanan
2.2.4
Piramida Ekologi
Para ahli ekologi
menggambarkan struktur trofik suatu ekosistem dalam bentuk piramida ekologi. Jika digambarkan, piramida memiliki bentuk yang
ujungnya semakin meruncing. Piramida ekologi terdiri dari piramida energi,
piramida biomassa, dan piramida jumlah.
Piramida jumlah individu menggambarkan jumlah
individu dalam populasi yang menempati tingkat trofik tertentu. Jumlah
organisme yang menempati tingkat trofik I memiliki jumlah lebih banyak
dibandingkan tingkat trofik II, tingkat trofik II memiliki jumlah individu
lebih banyak dibandingkan tingkat trofik III, dan demikian seterusnya. Tingkat
trofik yang paling tinggi memiliki jumlah paling kecil. Piramida jumlah umumnya
berbentuk menyempit ke atas. Namun dapat terjadi piramida terbalik (atau
sebagian terbalik), yaitu dasar piramida lebih kecil daripada tingkat di
atasnya. Kondisi tersebut terjadi jika ukuran tubuh konsumen lebih kecil
daripada ukuran tubuh produsen. Misalnya, beberapa ekor nyamuk yang tak
terhitung jumlahnya menghisap darah beberapa orang manusia.
Gambar 03. Piramida jumlah → Jumlah individu → Kurang
ideal
Biomassa adalah berat total
komponen biotik pada area tertentu pada suatu saat. Biomassa tumbuhan diukur
dari berat akar, batang, daun, bunga, dan buah. Biasanya diukur berat kering
per-m2. Piramida biomassa dibuat
berdasarkan berat total populasinya pada suatu waktu. Piramida biomassa pada
umumnya juga berbentuk menyempit dari dasar ke puncak karena perpindahan energi
antara tingkat trofik sangat tidak efesien. Untuk mengukur biomassa dilakukan
dengan teknik sampling (cuplikan) guna memperkirakan berat secara keseluruhan.
Sebagai contoh, sebidang padang rumput mampu menghasilkan 1000 kg rumput
kering. Rumput kering tersebut dapat dipergunakan untuk menghasilkan 100 kg
daging sapi, yang selanjutnya akan dipergunakan untuk menambah 10 kg berat
tubuh seorang manusia. Di beberapa ekosistem, misalnya ekosistem akuatik, piramida
biomassa dapat berbentuk terbalik. Pada ekosistem ini, biomassa konsumen dapat
melebihi biomassa produsen karena ganggang sebagai produsen berreproduksi
sangat cepat. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti
jumlah individunya sedikit, karena individu karnivora puncak umumnya bertubuh
besar.
Gambar 04. Piramida
Biomassa → Berat Kering → Kurang Ideal
Piramida energi, dapat memberikan gambaran
lebih akurat tentang aliran energi pada suatu ekosistem. Piramida energi
menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam bentuk senyawa organik yang
dapat digunakan sebagai bahan makanan. Energi yang tersimpan tersebut disebut
sebagai produksi primer.
Gambar 05. Piramida Energi → Produktivitas → Ideal
2.2.5
Daur Biogeokimia
Zat karbon, air, nitrogen,
belerang, dan zat-zat lainnya yang diperlukan mahluk hidup secara terus menerus
didaur ulang dalam ekosistem. Di dalam daur ulang materi, zat-zat tersebut
menjadi bagian tubuh mahluk hidup. Mahluk hidup kemudian mati dan zat-zat
tersebut masuk ke dalam tanah karena pengurai. Zat-zat terssebut selanjutnya dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk membentuk
makanan dan tubuh mahluk hidup. Secara singkat, daur ulang materi itu adalah sebagai
berikut.
Tubuh hewan/tumbuhan → mati,
diuraikan → masuk ke tanah → diserap tumbuhan → reaksi-reaksi kimia menjadi zat
makanan → dimakan hewan → tubuh hewan → mati, diuraikan
Dengan demikian materi
tersebut telah melalui daur yang dikenal sebagai daur biogeokimia, karena
berlangsungnya melalui tubuh mahluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia. Daur
biogeokimia itu diperlukan untuk kelestarian mahluk hidup dan ekosistem. Daur
biogeokimia meliputi daur nitrogen, daur zat karbon, oksigen, daur belerang,
daur fosfor, dan lain-lain.
1. Daur Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal
dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Uap air
di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam
bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan
tanah dan air tanah. Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah.
Kemudian melalui transpirasi, uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan
yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah. Air
tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, Kemudian ke danau dan ke
laut.
Gambar 06. Daur Air
2. Daur Karbon
Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk gas karbon
dioksida (CO2). Karbon dioksida masuk ke dalam komponen biotik
melalui produsen. Produsen di darat dan akuatik menggunakan karbon dioksida
untuk membentuk bahan organik berupa senyawa karbon, yaitu glukosa. Glukosa
dihasilkan oleh produsen melalui proses fotosintesis. Bahan organik yang
mengandung unsur karbon tersebut ditransfer ke hewan dan manusia secara
langsung maupun tidak langsung melalui rantai makanan. Respirasi oleh organisme
autotrof dan heterotrof menghasilkan karbon dioksida. Pada tumbuhan, bahan
organik yang mengandung banyak karbon terdapat dalam batang atau kayu. Pada
hewan dan manusia, bahan organik yang mengandung karbon terdapat pada tulang.
Tumbuhan, hewan, dan manusia yang mati akan diuraikan antara lain menjadi
karbon dioksida. Di kerak bumi terdapat karbon dalam bentuk batu bara dan
minyak bumi (bahan bakar fosil). Jumlah karbon dioksida di atmosfer bervariasi
bergantung musim dan penggunaan bahan bakar oleh manusia, sehingga memungkinkan
terjadi ketidakseimbangan. Pada perairan, karbon dioksida dapat larut dalam air
dan diserap langsung oleh organisme autotrof. Karbon dioksida yang dihasilkan
oleh respirasi organisme perairan dapat membentuk ion bikarbonat. Ion
bikarbonat merupakan sumber karbon dioksida bagi organisme perairan. Beberapa
organisme akuatik seperti kelompok moluska, menggunakan karbon dioksida
terlarut di air dengan kalsium membentuk kalsium karbonat (CaCO3).
Kalsium karbonat merupakan bahan penyusun cangkang. Jika mati, cangkang yang
hancur oleh air dapat menghasilkan karbon dioksida.
Gambar 07. Daur Karbon
3. Daur Nitrogen
Unsur nitrogen sebagian
besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas Nitrogen (N2). Gas
nitrogen mencakup 78% dari berbagai gas yang ada di atmosfer. Hanya sedikit
organisme yang dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk N2. Organisme
yang dapat mengikat (fiksasi) nitrogen adalah bakteri. Bakteri pengikat
nitrogen yang hidup bebas misalnya Azotobacter
sp. yang bersifat aerob (memerlukan O2) dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob (tidak memerlukan O2).
Nitrogen yang diikat oleh bakteri tersebut diubah menjadi amonia (NH3).
Nitrogen dapat diserap oleh tumbuhan dalam bentuk amonia. Penguraian nitrogen
menjadi amonia disebut amonifikasi. Amonia kemudian dirombak oleh
bakteri nitrit Nitrosomonas dan Nitrosococcus menjadi ion nitrit (NO2-).
Ion nitrit selanjutnya dirombak oleh bakteri nitrat Nitrobacter menjadi ion nitrat (NO3-).
Nitrogen dalam bentuk ion nitrat selain diserap oleh tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan nitrogennya, juga digunakan oleh bakteri tanah untuk memperoleh
oksigen. Proses perombakan ion nitrat oleh bakteri denitrifikasi menghasilkan
nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer.
Gambar 08. Daur Nitrogen
4. Daur Belerang (Sulfur)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur
direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk
sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali
mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian
bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Gambar 09. Daur Sulfur
5. Daur Fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena
semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-).
Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan
menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya
pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke
permukaan. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri
dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor
kemudian diambil oleh tumbuhan.
Gambar 10. Daur Fosfor
2.3 Pemanfaatan Sumber
Daya Alam
Sumber daya
alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam dan dimanfaatkan untuk
kebutuhan manusia. SDA dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan
SDA yang tidak dapat diperbaharui.
1. SDA
yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan.
2. SDA
yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang yang ada di dalam
perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel.
SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA
hayati dan SDA non-hayati.
- SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik) seperti hasil pertanian, perkebunan, pertambakan, dan perikanan. Sumber daya hayati adalah salah satu sumber daya dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) yang terdiri atas flora dan fauna. Sumber daya hayati secara harfiah dapat diartikan sebagai sumber daya yang mempunyai kehidupan dan dapat mengalami kematian. Jenis-jenis sumber daya hayati di antaranya adalah pohon, ikan, rumput laut, plankton, zooplankton, fitoplankton, harimau, semut, cacing, rumput laut, terumbu karang, dan sebagainya.
- SDA non-hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti: air, tanah, barang-barang tambang.
Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah. Ada beberapa
sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. kadang-kadang dalam proses
pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat di
tunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia.
2.3.1
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati (Biotik)
1. Hewan
Hewan di
Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu hewan liar dan hewan piaraan.
Hewan liar ialah hewan yang hidup di alam bebas dan dapat mencari makan
sendiri, misalnya dari jenis burung, ikan dan serangga. Hewan piaraan ialah
hewan yang dipelihara untuk sekadar hobi atau kesenangan semata, misalnya
burung perkutut, marmut, kucing dan kakaktua. Hewan ternak ialah hewan yang
dikembangbiakkan untuk kemudian dimanfaatkan atau diperjualbelikan.
2. Tumbuhan
- Hutan
Hutan merupakan sebuah areal luas yang ditumbuhi beraneka ragam
pepohonan. Hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh kita yaitu: kayu (jati,
pinus, cemara, cendana), damar, rotan, bambu dll.
·
Pertanian
Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan, antara
lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, bawang dan berbagai macam
buah-buahan, seperti jeruk, apel, mangga, dan durian. Indonesia dikenal sebagai
negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian
di bidang pertanian atau bercocok tanam.
- Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang ada di Indonesia meliputi karet,
cokelat, teh tembakau, kina, kelapa sawit, kapas, cengkih dan tebu. Berbagai
jenis di antara tanaman tersebut merupakan tanaman ekspor (kegiatan mengirim
barang ke luar negeri) yang menghasilkan devisa (tabungan bagi negara).
2.3.2 Pemanfaatan Sumber Daya
Alam Non-Hayati
1. Air
Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia
selain untuk minum, mandi dan mencuci, air bermanfaat juga:
- sebagai sarana transportasi
- sebagai sarana wisata/rekreasi
- sebagai sarana irigasi/pengairan
- sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
2. Udara
Udara yang bergerak dan berpindah tempat disebut angin. Lapisan
udara yang menyelimuti bumi disebut atmosfer. Lapisan Ozon berfungsi untuk
melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Angin
dapat dimanfaatkan juga sebagai sumber energi dengan menggunakan pembangkit
listrik kincir angin.
3. Tanah
Tanah
adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan
bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah banyak dimanfaatkan untuk
menanam sumber daya alam pertanian. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan
pokok, seperti padi, jagung dan sagu. Palawija terdiri dari ubi-ubian dan
kacang-kacangan; dan holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran dan
buah-buahan.
4. Batu Bara
Batu bara berasal dari tumbuhan purba yang telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu. Batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
industri dan rumah tangga.
5.
Minyak
Bumi
Minyak bumi berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang
telah mati berjuta-juta tahun. Berikut ini jenis-jenis minyak bumi:
- Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;
- Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
- Kerosin untuk bahan baku lampu minyak;
- Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
- LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
- Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
- Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
- Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
- Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
6. Besi
Berasal dari bahan yang bercampur dengan
tanah, pasir dan sebagainya. Besi merupakan bahan endapan dan logam yang
berwarna putih. Timah berasal dari bijih-bijih timah yang tersimpan di dalam
bumi.
Selain itu adapun hasil tambang lainnya seperti
:
2.4 Hubungan Kegiatan Manusia dengan Masalah Perusakan dan Pemeliharaan
Lingkungan
Manusia
terus berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan, untuk itu mereka
perlu sumber daya dari lingkungan. Sering kali kegiatan manusia yang bertujuan
mulia, baik langsung maupun tidak langsung berpotensi untuk merusak
keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan yang bergeser ke arah negatif
disebabkan oleh pengerusakan terhadap lingkungan secara terus menerus. Parahnya
kerusakan lingkungan di suatu wilayah dapat berdampak pada wilayah lainya
akibat interaksi antar komponen lingkungan. Dampak berantai ini tidak hanya
terjadi pada lingkungan lokal saja namun dapat menimbulkan dampak pada
lingkungan yang lebih luas.
Selain
mengambil sumber daya alam secara berlebihan manusia juga kerap melakukan
pencemaran terhadap lingkungan, yang sangat berpotensi untuk mengakibatkan
gangguan kesehatan, punahnya spesies baik tumbuhan maupun hewan, kerusakan
lingkungan, serangan hama dan penyakit, terjadi hujan asam, rusaknya lapisan
ozon dan pemanasan global.
Lingkungan
yang seimbang memiliki daya lenting yang tinggi, keseimbangan lingkungan ini
ditentukan oleh seimbangnya energi yang masuk dan yang digunakan, seimbangnya
antara bahan makanan yang terbentuk dengan yang digunakan, seimbangnya antara
faktor abiotik dan biotik. Gangguan terhadap salah satu faktor itu dapat
mengakibatkan keseimbangan terganggu.
2.4.1 Daya Lenting dan Daya Dukung
Lingkungan
Suatu
ekosistem (sistem lingkungan) dapat berkembang mencapai klimaks (keadaan
ekosistem yang paling stabil dan seimbang). Ekosistem memiliki daya lenting,
berarti ekosistem memiliki kemampuan untuk pulih dari kerusakan. Namun bila
melebihi daya lenting, maka akan membentuk kestabilan baru yang kualitasnya
lebih rendah dari keadaan lingkungan sebelumnya.
Di
samping memiliki daya lenting, lingkungan juga memilki daya dukung berarti
lingkungan memiliki kemampuan untuk menjaga kehidupan agar mahluk yang hidup
dapat hidup dan tumbuh secara wajar. Jika daya dukung lingkungan lebih rendah
dari populasi, maka akan terjadi kompetisi dan menyebabkan ada mahluk hidup
yang mati. Sehingga berdampak terbentuknya keseimbangan baru.
Daya dukung
lingkungan dapat ditingkatkan oleh manusia dengan memanfaatkan teknologi.
Misalnya suatu areal hanya mendukung 500 ekor sapi, daya dukung tersebut dapat
ditingkatkan 750 ekor sapi. Misalnya dengan pemupukan, pemberian rumput agar
lebih subur. Penyemprotan, pemupukan pemilihan bibit unggul, pengairan yang
baik, pemberantasan hama dan penyakit merupakan usaha manusia untuk
meningkatnya daya dukung lingkungan. Namun daya dukung terbatas sehingga tidak
dapat ditingkatkan tanpa batas.
Kerusakan
lingkungan lebih disebabkan karena penambahan populasi yang cepat, sehingga
meningkatnya kebutuhan akan sumber daya seperti: tempat tinggal, pertanian, dan
fasilitas umum. Sehingga lingkungan akan lebih banyak dirusak untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Perkembangan
IPTEK memacu industri untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus meningkat.
Akibatnya adalah sebagai berikut.
- SDA yang diambil dari lingkungan lebih besar baik macam maupun jumlah.
- Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
- Konsumsi rumah tangga menghasilkan limbah rumah tangga yang mencemari lingkungan.
- Munculnya bahan sintentik dalam lingkungan seperti: pestisida, dan obat yang meracuni lingkungan.
Semua akibat tersebut mempengaruhi
daya lenting dan dukung lingkungan. Semakin kecilnya daya lenting, artinya
waktu yang diperlukan untuk lingkungan pulih dari kerusakan akan semakin lama.
Karena terjadinya kerusakan lingkungan maka daya dukung lingkungan semakin
besar, artinya lingkungan tidak lagi menyediakan sumber daya yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan organisme yang ada di dalamnya.
Perubahan pada lingkungan akibat
kerusakan dan pencemaran lingkungan ialah beberapa spesies yang tumbuhan dan
hewan yang punah, adanya bahan pencemar pada daging dan tumbuhan yang
dikonsumsi. Dampak pencemaran tidak hanya dirasakan secara lokal maupun
regional, melainkan juga dirasakan secara global. Contoh, munculnya pemanasan global
adalah sebagai akibat meningkatnya kadar CO2 di udara yang
dihasilkan dari proses pembakaran, uap air (H2O), Nitrat Oksida (NO2),
Metana (CH4) yang dihasilkan dari kotoran ternak dan
ChlorofluoroCarbon (CFC) yang dihasilkan dari bahan pendingin kulkas dan AC,
penggunaan aerosol pada hairspray, parfum dan obat nyamuk, styrofoam. Kandungan
bahan tersebut semakin tinggi didukung pula oleh banyaknya hutan
yang ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2. Karena
meningkatnya kadar bahan tersebut di atmosfer, cahaya yang masuk ke
bumi tidak dapat dipantulkan lagi ke angkasa, sebab terperangkap oleh gas tersebut..Akibatnya
suhu udara di permukaan bumi meningkat. Inilah yang disebut efek rumah kaca.
Jika hal ini terjadi terjadi terus-menerus es di kutub akan mencair yang
berakibat naiknya permukaan air laut yang menenggelamkan daerah pantai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Komponen-komponen
yang menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu komponen
abiotik (benda tak hidup) dan komponen biotik (mahluk hidup). Interaksi
komponen biotik dalam suatu lingkungan akan membentuk rantai makanan dan
berkembang menjadi jaring-jaring makanan. Keduanya akan menentukan terjadinya
aliran energi dan daur materi yang berupa daur biogeokimia. Selain itu dalam
lingkungan tersedia pula sumber daya alam hayati dan nonhayati, yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang berlebihan
akan menyebabkan kerusakan lingkungan, walaupun masih ada faktor lainnya. Manusia
yang memiliki akal dan budi memiliki kemampuan untuk menjaga keseimbangan dan
kelestarian lingkungan. Namun upaya pelestarian yang telah diupayakan oleh
manusia sejauh ini belum maksimal.
3.2 Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
menyadari akan pentingnya lingkungan alam terhadap kehidupan sehari-hari dan berusaha
untuk selalu menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan alam. Selain itu
juga mahasiswa diharapkan mampu memahami dan merealisasikan hubungan timbal
balik dengan lingkungan.
Subscribe to:
Posts (Atom)